Lelaki Pertamaku




Teringat kepada puisi yang pernah kubuat disaat ku merindukan Buya... Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa fu'anhu..

Bundaku menahan sakit. Berjuang antar hidup dan mati.
Lelaki itu berjalan mondar-mandir di luar pintu dengan keringat yang mengucur.
Dia menunggu suatu jeritan dan tangisan.
Akhirnya..
Bundaku menjerit, dan aku pun menangis keras.
Dia tersenyum lega.
Mengambilku dengan segera ke pelukannya dan membisikkan sebuah lantunan iqomah ke telinga kecilku.
Kata Bunda aku langsung terdiam mendengar syahdu suaranya.
Dia, lelaki pertama yang meredakan tangisku.

Setiap sore dia menimang-nimangku sambil bersenandung. Semua senandung dia lantunkan. Aku semakin sering melihatnya tersenyum. Apa semua karena kehadiranku? Wah, Ge-eR..
Hihihi.. Tapi yang jelas dia pria yang paling mencintaiku karena setiap hari selalu ada puluhan ciuman mendarat di pipiku..
Dia..,lelaki pertama yang menciumku.

Aku pernah marah padanya.
Karena setelah kelahiran adikku, aku merasa cintanya mulai terbagi. Apalagi adikku laki-laki, sang penerus nama dan cita-citanya kelak, sang pengganti nakhoda kalau dia pegi nanti.
Aku marah karena semenjak itu setiap pulang dari kantor bukan aku lagi yang diciumnya pertama kali, tapi adikku itu.
Dia...,lelaki pertama yang membuatku cemburu.

Aku menarik ujung bajunya dan bertanya dengan mata sinis,
"Kenapa sekarang Pia yang nomor dua dicium?"
Aku bersungut-sungut.
Lelaki itu tertawa dan mengulum senyum.
"Pia kan dah 5 tahun Buya cium pertama kali, sekarang gantian ya.. Bunda aja nggak protes jadi yang nomer tiga."
Waaah.. aku semakin panas.
Aku merajuk, menunjukkan watak asli gadis melayu. (hehehe)
Dia membujukku..
Merayuku dengan membelikan majalah 'Aku Anak Sholeh' setiap pulang dari kantor.
Aku pun luluh, mana bisa aku marah berlama-lama pada lelaki pertamaku.
Dia.., lelaki pertama yang merayuku.

Ketika aku remaja. Aku pun mengenal cinta.
Aku mulai genit dan suka berkaca. Memandangi wajah di cermin berjam-jam padahal aku tau wajahku juga takkan berubah.
Dan ternyata Lelaki itu mengintip dari balik pintu kamarku.
Dengan wajah menahan senyum dia berkata, "Anak Buya sekarang sudah besar ya..."
Aku langsung merona, lari secepatnya ke tempat tidur dan menutup mukaku dengan bantal.
Dia.., lelaki pertama yang membuatku tersipu. >_<

Tepat umurku 16 tahun, aku memutuskan menutup auratku.
Aku pun memamerkan penampilanku yang baru pada Lelaki itu.
Dia terpana..
Wajahnya dibuatnya seolah-olah menganga, terkejut..
Dia berpura-pura melihat seorang gadis yang belum pernah dikenalnya dengan wajah yang genit ingin menggoda.
Dia mengusap dada.
"Waaah, ini baru gadis Buya."
Padahal aku tau itu semua hanya pura-pura, tapi aku merona juga.
Dia, lelaki pertama yang memuji kerudungku dan ingin menggodaku. Hihihihi, lucu.. ^_^

Waktu itu hari yang indah.
Lelaki itu bercerita tentang segala impiannya. Kami semua mendengarkan dengan bersemangat.
Mobil butut kami terlihat ramai sekali.
Tiba-tiba dia menatap lurus ke depan, tatapannya seperti melihat sesuatu yang selama ini dinanti.
Kosong..
Tiba-tiba dia terkulai ke samping, tepat ke pangkuan Bunda. Bundapun sempat tertawa karena mengira dia bercanda..
"Buya, Bunda sedang menyetir nih.. Jangan becanda ah.." Bunda berkata genit.
Rupanya dia bergeming. Tak ada reaksi. Aku sadar sesuatu yang kutakutkan hari ini terjadi.
Aku membetulkan posisi duduknya. Aku melihat wajahnya menahan sesuatu yang ingin keluar.
Aku memukul-mukul pipinya, ingin menyadarkannya dari mimpi. Ataukah aku yang sedang bermimpi?
Ku beri dia napas buatan, kututup hidungnya, kupompa jantungnya.
Aku berharap bisa menyelamatkan lelaki pertamaku.
Tapi rupanya sia-sia..
Dia lebih ingin bertemu dengan Sang Pemilik Jiwanya.
Lelaki pertamaku begitu rindu pada-Nya.
Kulihat dia melepaskan napas terakhirnya. 'Huff...'
Begitu perlahan, lalu badannya mendingin.
Dia.., Lelaki pertama yang pergi dalam dekapanku..

Ya..
Dialah lelaki pertamaku.
Lelaki pertama yang mencintaiku.
Lelaki pertama yang membuat mataku bengkak karena rindu.
Lelaki pertama yang ingin ku temui di dalam mimpiku.

Ya Rabb..
Jadikanlah kuburannya sebagai taman-taman syurga..

0 komentar:

Posting Komentar