Ketika Emakku Menggenggam Batu



Kulukis Ka'bah di sudut hati Emakku..
Tirainya putih, terbuat dari kumpulan uban yang tak pernah kau sisir rapi.
Dinding-dindingnya kubuat sedikit mengerut, layaknya tangan keriput yang kuminta mengusap liur kecut..
Pintu-pintunya kubuat berwarna putih, dari sorban malaikat-malaikat penjagamu..
Ka’bah ini khusus buatmu, Mak.

Ka'bah yang gagah Mak?

Emakku meringis perih..

Ditampiknya tanganku

"Jangan buat Emak pilu! Kau lihat? Digenggaman Emak hanya ada batu. Ini pun untuk kurebus bersama madu."

Mataku menyendu..

Lari ke pangkuan Rinduku..

Robb.. Aku tau dia menyimpan rindu.. Karena emakku tidur sambil terus menggenggam batu,
kelelahan seharian melemparkannya ke tiang-tiang pintu..
Berharap Engkau mengubah batu menjadi tiket bertamu..


=================Shafira Frida========================================

Hari Pertama Mengajar Mengaji




Aku kelimpungan..
Papan tulis menggantung di tembok-tembok kurus tak berbadan..
Mengajarkan A-Ba-Ta-Tsa pada mayat-mayat bergelimpangan..
Bibir mereka ikut, pikiran tak turut..
Ibu ayah telah hidup dijemput maut,
Kakak adik susul-susulan..
Hari ini…
Jadwal mereka mengaji, tapi hati tak henti mengkaji..
Suara lemas layaknya mengenas..
Aku menggebrak meja..

“Ulangi!”
“A-Ba-Ta-Tsa, Allah Maha Kuasa..”
“Lebih KERAS!!”
Mereka berteriak, “A-BA-TA-TSA! ALLAH MAHA KUASA!”, serentak
“LAGI!! LEBIH KERAS LAGI!!!”
“A-BA-TA-TSA!!!” ALLAH MAHA KUASA!!”
“LAGI!!!!!!!!!!”

Lalu mereka menangis…

Aku geram, kupatahkan rotan penunjuk kalam mengaji..
Berlari, hingga air mata tertinggal di papan tadi, kusengajai..
Bergumam..

Lihatlah ke atas…
Awan memerah,langit mulai gerah, burung-burung besi memekik hilang panutan, mengencingi kepala-kepala hilang ingatan.. Diiringi pekik tubuh yang berserakan..
Haruskah kalian telan dengan rengekan dan jeritan yang terdengar kian perlahan?


==================Shafira Frida======================================